Mungkin Anda pernah mendengar bahwa mencukur rambut atau bulu tubuh
bagian lain akan membuatnya tumbuh kembali lebih tebal dan lebat. Mitos
ini sudah beredar dan menjadi sebuah kepercayaan yang juga tumbuh subur
di kalangan banyak perempuan. Benarkah? Nah, seorang ilmuwan sekaligus
dermatolog yang memiliki keahlian lebih khusus dalam transplantasi
rambut, dr Marc Avram, memberi penjelasan yang menarik.
Profesor
dermatologi Weil-Cornell Medical School, New York, AS, ini menjelaskan,
"Mencabut rambut biasanya hasilnya tidak akan gundul permanen.
Sebenarnya yang tercabut hanya batang rambut. Batang rambut ini
merupakan bagian folikel rambut yang terlihat, dan bagian batang rambut
tersebut hanya menempel pada lapisan teratas kulit. Sementara itu,
bagian akar rambut yang bertugas membuat rambut tumbuh kembali akan
tetap tertinggal di dalam."
Inilah mengapa, meski kita melakukan waxing di
area ketiak, kaki, tangan, atau bagian tubuh hingga wajah; rambut atau
bulu yang dihilangkan akan tetap tumbuh kembali, kecuali Anda melakukan
perawatan menghilangkan secara permanen terhadap rambut yang tidak
diinginkan.
Akan tetapi, jika Anda terus-menerus mencabut bagian rambut yang sama
selama bertahun-tahun, maka itu akan menyebabkan inflamasi. Ambil contoh
saja mencabuti alis. Untuk merapikan alis, tentu Anda akan mencabuti
bagian yang berantakan dengan pinset. Rambut yang dicabut adalah rambut
yang sama selama bertahun-tahun. Kebiasaan ini akan menyebabkan
peradangan yang meninggalkan luka pada jaringan. Luka tersebut akan
menjadi semen yang menutup akar rambut bagian dalam sehingga folikel
rambut tak dapat tumbuh kembali.
Berbeda dengan mencabut (wax), mencukur (shaving)
hanya memotong bagian batang rambut di atas dan sedikit lapisan kulit.
Sebenarnya, saat tumbuh kembali, rambut tidak menjadi lebih tebal,
tetapi lebih lurus dan mencuat ke luar. Sama saja seperti rambut cepak
laki-laki jika Anda sentuh dengan jari-jari, terasa lebih lebat dan
kasar. Itu juga terjadi pada rambut yang Anda cukur di area ketiak atau
tangan dan kaki.
sumber : kompas.com
